Rabu, 01 Juni 2011

Kalau Takut Bahaya Radiasi Nuklir, Yuuk Olahraga dan Banyak Minum Air

Penjelasan Tentang Bahaya Makanan yang Mengandung Zat Radioaktif Nuklir

Kadek Fendy Sutrisna

“Mohon maaf kalau judul tulisan diatas mungkin terlalu over-confidence. Namun artikel ini mencoba untuk memberikan pertimbangan ilmiah tentang isu-isu terkait kontaminasi zat-zat radioaktif akibat kecelakaan reaktor Fukushima”

Kita mengenal ada dua bahaya yang disebabkan oleh radiasi zat radioaktif, yaitu radiasi eksternal dan radiasi internal. Penanggulangan radiasi eksternal telah dibahas dalam tulisan sebelumnya yaitu dengan antisipasi yang sama dengan pencegahan alergi akibat radiasi serbuk bunga di Jepang akhir-akhir ini (gunakan masker dan pakaian yang menutupi seluruh tubuh).
Sedangkan radiasi internal disebabkan oleh zat-zat radioaktif yang masuk ke dalam tubuh lewat udara yang kita hirup dan lewat makanan dan minuman yang kita makan.

Zat-zat radioaktif yang masuk ke dalam tubuh kita ini akan meluruh dan dalam proses peluruhannya zat-zat tersebut kemudian memancarkan sinar radioaktif berupa sinar alfa, beta ataupun gamma. Sinar radioaktif inilah yang berbahaya untuk kesehatan kita.


Gambar 1. Bahaya zat radioaktif pada organ tubuh manusia
(sumber : NOAA, Reuters, Elmundo, INSC, American Meteorological Society, nytimes, Asian Nuclear Safety Network, diedit oleh tim grafik kompas)


Zat-zat radioaktif yang menjadi perhatian saat ini yang dilepaskan ke udara dan air laut pasca kecelakaan Fukushima adalah jenis Yodium-131 dan Cesium-137.

Apa itu bahaya radioaktif? Berikut paparan yang perlu diketahui agar kita tetap waspada tanpa harus menjadi paranoid akan bahaya radiasi tersebut :

1. Yodium dan Cesium dilepaskan dari reaktor dalam bentuk gas atau air buangan yang dikirim ke laut pada sistem pendingin pembangkit. Zat radioaktif ini lalu menempel pada permukaan tanaman yang berdaun lebar, seperti bayam, kubis, atau rerumputan yang menjadi pakan sapi sebelum dikonsumsi oleh manusia.
Langkah awal apabila kita mengkonsumsi sayur-sayuran ini adalah mencucinya dengan air bersih, atau membuang bagian luar daun kubis, untuk menurunkan tingkat radiasinya.

2. Faktor terpenting kedua adalah saat zat-zat radioaktif tersebut setelah berhasil masuk ke dalam tubuh akan berbahaya apabila terkumpul pada organ tertentu sehingga memberikan efek yang lebih tinggi dibandingkan kalau tersebar merata ke seluruh tubuh.

Hal ini sangat penting ditekankan sebagai alasan mengapa Yodium-131 mendapatkan perhatian utama dan dijadikan indikator dalam berbagai evaluasi.

Yodium setelah masuk ke dalam tubuh akan terkumpul pada kelenjar gondok. Zat radioaktif Yodium-131 inilah yang dikhawatirkan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker pada kelenjar gondok, terutama pada anak-anak.

Menurut hasil penelitan, anak-anak dibawah umur 5 tahun lebih sensitif terhadap pengaruh radioaktif dibandingkan dengan orang dewasa. Pada orang dewasa 7 % dari Yodium yang masuk ke dalam tubuh akan disimpan dalam kelenjar tiroid, dan sisanya akan dikeluarkan oleh tubuh dalam waktu 24 jam.

Mengkonsumsi garam dan pil yang mengadung Unsur Yodium yang stabil dalam dosis yang tepat diyakini mampu mengurangi penyerapan zat radioaktif yang masuk ke dalam tubuh akibat kejenuhan kelenjar gondok. Namun untuk kasus kecelakaan Fukushima saat ini tidak disarankan untuk melakukan hal ini.Berbeda dengan Yodium, apabila dikonsumsi Cesium akan terdistribusi secara merata ke dalam jaringan dan organ tubuh. Akan tetapi Cesium hanya akan berada di dalam tubuh dalam waktu yang relatif singkat, dan akan segera dikeluarkan lewat kotoran, urine dan keringat. 
3. Selain dikeluarkan oleh tubuh melalui sistem pencernaan, peluruhan zat-zat radioaktif tersebut secara alamiah akan mengakibatkan jumlah zat-zat radioaktif yang ada di dalam tubuh kita juga berkurang.
Waktu paruh Yodium-131 adalah 8.02 hari, sehingga dalam 8 hari akan menjadi setengah bagian, dan dalam 80 hari akan menjadi 1/1024 bagian, dan akan terus melemah menjadi 1/1000 bagian.

Sementara itu, Cesium-137 mempunyai waktu paruh selama 30 tahun. Akan tetapi bila Cesium-137 terkonsumsi, sebagian besar akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Dan Cesium-137 umumnya menyebar secara merata ke dalam jaringan dan organ tubuh sehingga tidak lebih berbahaya dari Yodium-131.

4. ICRP (International System of Radiological Protection) dan badan internasional lainnya telah memberikan pedoman-pedoman dan rekomendasi dalam hal penentuan batas-batas zat radioaktif yang diperbolehkan di dalam kandungan makanan.

Namun, setiap negara anggota PBB dan IAEA tetap memiliki wewenang untuk menetapkan batas-batasnya sendiri yang pada umumnya lebih rendah dari rekomendasi ICRP.

Perlu diingat disini bahwa nilai batas ini bukan merupakan nilai batas yang memberikan efek terhadap kesehatan secara langsung. Nilai batas ini dihitung dengan asumsi yang sangat konservatif dan dihitung untuk konsumsi selama satu tahun. Jadi kalau konsumsi ini terjadi untuk waktu yang singkat seperti sekarang ini jelas tidak ada masalah dengan kesehatan.

Semoga tulisan sederhana ini dapat menjadi pertimbangan-pertimbangan dalam mengambil tindakan menanggulangi bahaya radiasi.

Untuk rekan-rekan yang berada di luar batas 30 km dari Fukushima, tidak salah kalau
dianjurkann untuk tetap rajin berolah-raga dan banyak minum air dalam upaya penanggulangan radiasi.
Kandungan zat radioaktif yang terdapat di dalam air keran, susu murni dan sayuran-sayuran di Jepang saat ini bersifat lokal dan masih dalam batas-batas yang sangat aman walaupun tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dulu untuk sementara waktu terutama untuk anak-anak dibawah umur lima tahun.

Jabat erat,

Kadek Fendy Sutrisna
Penulis dari Tim Nuklir KBRI Tokyo

0 komentar:

Posting Komentar